Pati, GlobalPers – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Pati H.Hardi sangat prihatin dengan kondisi lingkungan hutan sekarang ini. Banyak sekali pohon-pohon di hutan ditebang namun tidak diimbangi dengan penanaman hutan kembali. Akibatnya dampak yang ditimbulkan sangat menyedihkan dengan terjadinya musibah tanah longsor dan bencana banjir. Oleh karena itu, politisi asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut mengharapkan, selain adanya normalisasi sungai, pemerintah juga memperhatikan hal tersebut diantaranya melakukan reboisasi. Selain itu, embung-embung di Pati seharusnya diperbanyak. Supaya potensi banjir di Pati bisa berkurang.
Yang paling mutlak harus ada mereboisasi atau penanaman hutan kembali sehingga musibah banjir atau tanah longsor bisa dicegah. Salah satu sebabnya adanya penebang liar tanpa melihat pohon produktif dan non produktif. Semuanya di babat tanpa pandang bulu, ungkap Hardi. Reboisasi memang penting agar hutan tatap lestari dan alami. Hardi mengakui di daerah Pati Selatan seperti Kecamatan Kayen, Sukolilo, Tambakromo bisa ditemui keberadaan hutan yang semakin gundul karena penebangan pohon tanpa diimbangi dengan reboisasi. Bahkan penebangan hutan liar sebagai salah satu pemicu terjadinya banjir yang akhir-akhir ini sering melanda di daerah tersebut. Karena itu kesadaran kita semua harus diterapkan untuk menjaga lingkungan demi kelangsungan anak cucu kita yang akan datang.
Persoalan banjir di Pati ini ada di hulu, bukan di hilir, dan bukan karena curah hujan yang tinggi. Menurutnya, hutan yang seharusnya menjadi resapan air ini tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Kalau hutan bisa melakukan penyerapan air secara maksimal tidak akan terjadi musibah banjir. Dengan banyaknya pohon di hutan akan menjadi resapan air sekaligus bisa mencegah terjadinya banjir. Hardi menambahkan di lereng Pegunungan Kendeng juga pohon banyak yang ditebang. Akibatnya, hutan menjadi gundul. Banyak material yang terbawa oleh hujan sehingga memperparah sedimentasi. Gs/Sl