Pati, GlobalPers – Maraknya berita hoax di media sosial bersifat provokatif. Oleh karena itu, berpotensi mengganggu ketenteraman masyarakat. Hal ini menjadi sorotan Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Hardi.
Dirinya meminta kepada warga Pati untuk tidak mudah terprovokasi berita yang muncul di media sosial. Hardi pun memberikan contoh kasus Presiden Jokowi yang sempat dituduh korupsi. “Banyak hoax di media sosial. Bahkan ada yang bilang Presiden Jokowi korupsi, tapi nyatanya tidak. Jika benar Presiden Jokowi terbukti korupsi, ia dan seluruh keluarganya pasti akan diserang habis-habisan,” kata dia.
Melalui medsos, masyarakat dapat berkomentar sesuka hati. Hal ini sering sekali disalahgunakan oknum untuk menebar ujaran kebencian maupun provokasi yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan polemik. Oleh karena itu, Hardi mengingatkan masyarakat agar hal itu jangan sampai dilakukan. Lantaran, bisa berdampak ke ranah hukum. “Masyarakat ini kalau di media sosial paling jago, karena mereka bebas berkomentar mau ketik apa bebas. Tapi nanti kalau ditangkap baru tahu rasa,” tegasnya.
Ketua DPC Gerindra menghimbau kepada warga Pati untuk bijak dalam menggunakan medsos dan tidak mudah terprovokasi berita atau isu yang disebar orang tak bertanggung jawab. “Jadi ya, masyarakat harus bijak dalam bermedsos. Jangan mudah terprovokasi, seperti isu demo menuntut diizinkannya takbir keliling kemarin,” tutupnya. Dut