Pati, GlobalPers – Bupati Pati Haryanto, Kamis (11/8), memberikan penghargaan kepada “pahlawan donor darah” di Pendapa Kabupaten Pati. Penghargaan ini diterima langsung oleh masyarakat yang tercatat telah mendonorkan darahnya secara sukarela sebayak 50 kali, 75 kali serta 100 kali.
Bupati Pati Haryanto yang juga sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pati menyebut, para pendonor darah sukarela ini layak disebut pahlawan.
Menurutnya, tidak semua orang mampu untuk mendonorkan darahnya. Ia memastikan bahwa pendonor ini memiliki kesehatan yang cukup terjaga. Karena sebelum mendonorkan darahnya, seseorang harus melalui sejumlah rangkaian tes kesehatan.
“Memang sudah lama saya merencanakan untuk mengundang bapak ibu sekalian. Karena pandemi Covid-19 dua tahun itu, biasanya yang 100 kali di istana, dan yang 75 dan 50 di provinsi. Namun kali ini karena pandemi Covid-19, belum bisa dilakukan, ya akhirnya saya bersama PMI punya niat untuk memberikan penghargaan di Kabupaten”, tutur Haryanto.
Untuk itu, atas nama keluarga besar PMI serta keluarga besar masyarakat Kabupaten Pati yang telah diberikan pertolongan melalui donor darah tersebut, Haryanto menyampaikan ucapan terima kasih.
“Saya yakin bahwa bapak ibu ini tidak punya keinginan ben aku entuk penghargaan, ben entuk lencana, mboten wonten. Niatnya adalah tulus ikhlas memberikan donor untuk sesama”, ucapnya.
Haryanto menyebut, bahwa dirinya adalah satu-satunya Ketua PMI tiga periode yang ada di Jawa Tengah. Sedangkan untuk di tingkat nasional, ketua PMI tiga periode dijabat Jusuf Kalla.
Pada kesempatan itu, Haryanto pun menjelaskan bahwa selama ini tidak ada yang menjualbelikan darah. Dirinya pernah mendapati komentar-komentar baik di media sosial maupun secara langsung, yang mengatakan bahwa untuk mendapatkan donor darah itu harus membayar.
“Sering kali banyak komentar-komentar, barange gratis kok dijual..? nggak.. itu nggak dijual, cuma ngganti kantong. Kantong darah dan obat. Karena kantong sama obatnya itu sampai dengan sekarang Indonesia itu belum bisa membuat, masih dari luar negeri. Saya tegaskan bahwa selama ini kita tidak pernah jual darah, ngga ada itu”, tegas Haryanto.
Menurutnya, biaya penggantian kantong darah tersebut dipakai untuk membeli kantong yang baru serta proses penyimpanan.
“Kalau darah hanya diambil saja, itu tidak bisa ditransfusi, paling hanya bertahan dua jam. Tetapi kalau dikasih obat yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan yang dipakai transfusi, itu baru bisa digunakan, dan bisa ditransfusikan. Jadi sia-sia kalau nggak dikasih obat, ngga diamankan, ngga dikasih kantongnya”, imbuhnya.
Terkadang kesalah fahaman informasi tersebut, menurut Haryanto, terjadi akibat keterbatasan informasi dan ketidaktahuan masyarakat.
Selain itu, Bupati juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman serta pengurus PMI Kabupaten Pati yang selama ini aktif berkarya untuk kepentingan masyarakat.
“Sering kali ada bencana kebakaran akibat kelalaian, bencana banjir bandang kemarin di Bulumanis Kidul dan Tunjungrejo. Yang lain belum hadir, PMI sudah hadir duluan, memberikan empati di sana. Dan juga memberikan bantuan logistik maupun bantuan yang nilainya tidak seberapa”, pungkasnya. (GS/IS)