Pati, GlobalPers – Saiful Arifin (Safin) menerima tamu dari PT Stevia Agro International yang akan mengembangkan tanaman stevia yakni merupakan tanaman non kalori sebagai pengganti gula.
“Kita tau bahwa mengonsumsi gula secara berlebihan dapat berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Apalagi Indonesia merupakan negara peringkat keenam di dunia dengan jumlah penyandang Diabetes,” terangnya baru-baru ini.
Tentu tak lepas dari peran Pemerintah agar nantinya mendukung produksi, pengolagan dan pengembangan tanaman stevia yang akan dikonsumsi masyarakat.
“Mudah mudahan masyarakat menyambut baik peluang ekonomi dalam mewujudkan budidaya tanaman Stevia di Kabupaten Pati,” harap dia.
Merujuk data dari Kementan, Stevia (nama latin: Stevia rebaudiana Bertoni) termasuk tanaman perdu, berasal dari Paraguay, Amerika Selatan. Oleh penduduk asli negara tersebut, tanaman ini telah digunakan sebagai pemanis minuman teh dan obat-obatan sejak ratusan tahun yang lalu. Daun stevia mengandung belasan senyawa steviosida. Dua di antaranya yang penting ialah steviosida dan rebaudiosida A (reb A) yang mempunyai tingkat kemanisan paling tinggi. Dalam beberapa decade terakhir, kesadaran masyarakat akan kesehatan dan kelestarian lingkungan makin meningkat sehingga mendorong penggunaan produk-produk alami.
Daun stevia mengandung steviosida yang mempunyai tingkat kemanisan 200-300 kali lebih tinggi dari sukrosa. Steviosida bersifat alami, tanpa kalori, dan memiliki indeks glikemik sangat rendah sehingga dapat menggandakan pemanis sintetis dan sesuai bagi penderita diabetes dan obesitas. Pengembangan stevia juga dapat membantu program swasembada gula, di samping menyediakan pemanis alami yang sehat.
Tanaman stevia dapat tumbuh dengan baik di Indonesia pada dataran tinggi, >800 MDPL (Meter Dari Permukaan Laut), dengan curah hujan 1.500-3.000 mm/tahun, suhu udara 20-25C, kelembapan 60-90%, dan periode penyinaran matahari sekitar 12 jam. (GS/IS)